Kontak Kami
Bismillahi… Alhamdulillah, Assholatu wassalaamu ála Rosulillah. wa bádu. Masih melanjutkan mengenai pembahasan mutiara dan sampah. Mutiara informasi dan sampah informasi itu lebih tepatnya. Jadi apa yang disebut sampah informasi ! sampah ialah tumpukan berita yang tersusun rapih yang menjumpai kita tapi isinya tidak benar. Sampah informasi itu cenderung menjumpai, sedangkan mutiaranya harus dicari. Kini sudah zaman bertumpuk / berlimpah ruah informasi sampai derasnya berasa menghantam wajah kita. Kami disini dalam website ini mencoba menjadi mutiara ditengah derasnya arus informasi.
Kami sadar betul, kami tidak berkapasitas menyampaikan kajian-kajian ilmiah teoritis syariat. Doa’ kan kami, mudah-mudahan kami mampu menjaga adab menjaga sikap dalam menyampaikan apa-apa dalam website ini. Kami merencanakan kedepan akan coba mengisi, kutipan-kutipan kajian. Mengisi hadist-hadist dan tadabur Qurán serta ilmu-ilmu yang bermanfaat lainya. Semoga Allah menjaga kami dari menyampaikan hal-hal yang buruk lagi keji. Mengexpose wajah wanita hingga aurat lainya. Sekuat tenaga kami akan menjaga jemari ini untuk tidak membicarakan aib orang lain atau hal-hal jelek dan negatif lainnya.
Hidup ini terlalu singkat jika kita gunakan untuk diisi dengan keburukan. Hidup ini terlalu singkat jika waktu kita habiskan dengan hal yang tidak bermanfaat. Kami pernah mendengar kajian yang menyatakan.
Jangan pernah mengurusi urusan Allah, cukup sibukan diri dengan urusan kita. Yakni beribadah pada Nya.
Ambil contoh urusan banyaknya harta. Itu berkaitan dengan Rezki sesorang. dan kita sedang dalam posisi sulit dalam perekonomian, lalu kita banting tulang hingga mengkesampingkan atau meremekhan perkerjaan yang wajib kita tunaikan. Dengan alasan “kalau gak kerja dapet duit dari mana !” ini lah yang disebut mengursi urusanya Allah.
Padahal kita sudah sepakat, rezki atau uang itu tidak ditentukan dengan seberapa keras dan beratnya bekerja.
Jika demikian, tukang panggul batu adalah yang paling banyak uangnya. Nyatanya memang rezki tidak ditentukan dengan seberapa keras ia bekerja. Allah yang maha pemberi Rezki Allah yang Maha Kaya lagi Mengayakan.
Kalau ada yang berkelit, kan Iktiyar bos ! sampai pada level iktiyar kita sepakat dan setuju. Tapi jika sudah men-tuhan-kan iktiyar itu yang tidak diperbolehkan, Iktiyar itu hanya asbab. Allah mampu memberikan rezki kepada hambanya dengan asbab atau tanpa asbab. Memang ini sudah memasuki ranah iman dan taqwa. Tapi kita harus memasuki tahapan ini pada awalnya.
Yang sudah terjadi, khusunya kepada kami yang masuk duluan adalah ilmu-ilmu mengenai asbab dari rezki. Kami salah, seharusnya kami mempelajari dulu ilmu-ilmu serta teori-teori mengenai siapa pemberi rezki. Siapa yang maha kaya, siapa yang mampu mengayakan. Siapa yang mampu menolong tanpa Imbalan. Jawabanya hanya satu, ALLAH Tuhan semesta Alam, Tuhan ku dan Tuhan Mu. Mari sempatkanlah pelajaran-pelajaran kita mengenai keimanan.
Ajarkan pada kita & istri , ajarkan pada anak-cucu dan adik-adik kita. Pupuk iman kita, pupuk takwa kita. Hingga kelak Allah tidak mampu dikalahkan dalam hati kita. Maksutnya gimana. Maksutnya gak ada lagi tuh kalimat-kaliamat. “Kalau kita gak kerja duit dari mana! ” Kalau gak utang riba kapan kebeli rumah & mobilnya ” Ingat Allah selalu ingat Allah. Duit dari mana ? dari Allah Mobil & rumah dari siapa ! dari Allah.
Hidup ku dan Mati ku hanya untuk Allah. Ku pasrakan semua pada Yaa Kholiq Yaa Baarí
Kami pun sedang belajar, sedang memupuk iman dan taqwa kami. Mudah-mudahan Allah menjaga kami dan kita semua selalu dalam rahmatnya dalam lindunganya. Allah kekalkan Iman islam kita sampai akhir khayat Allah matikan kami semua dalam keadaan syahid.
Jakarta, 10 Nopember 2018 ( 2 Robiul Awal 1440 )
Jazzakumullahu Khoiran.
Belum ada komentar untuk Menjadi Mutiara ditengah Derasnya Arus